Monday 20 June 2016

Pengalaman bertanam stroberi di polibag/pot

Pengalaman bertanam stroberi di polibag/pot

Hallo everyone. Selamat datang di blog saya. Informasi yang akan saya bagikan kali ini mengenai bertanam. Bertanam menjadi hobby sebagian orang, termasuk saya. Saya senang bertanam, dan stroberi adalah cinta pertama saya dalam bertanam. Buah mungil nan eksotis ini menarik hati saya untuk menanam dan merawatnya. Ini dia cerita nya.
Cerita ini dimulai ketika saya duduk di kelas X SMA (sekarang sudah agak tua, hehe ). Saat hendak ke rumah salah seorang teman, kami melewati halaman orang (saya tidak kenal) dan melihat buah merah yang unik. Saya bertanya ke teman,”Apa itu?”, dia menjawab, “Itu adalah stroberi”. (maklum, saat itu baru pertama kalinya saya melihat pohon strawberry, jadi katronya kelihatan jelas, hehe). Mulai saat itu,saya mulai tertarik untuk menanamnya. Kebetulan, salah seorang teman saya ternyata punya,. Jadi saya merayu dan sedikit memohon supaya dia mau membawakannya untuk saya. Akhirnya,, taraaa… saya punya satu. Segera setelah sampai dirumah, saya menanamnya di polibag. Itu adalah tanaman pertama saya. Saat itu tanaman saya sempat berkembang. Namun, setelah kelas 3 SMA, saya menjadi lebih sibuk untuk persiapan UN, masuk Univ Negeri dan aktivitas lainnya, sehingga perhatian ke si strawberry berkurang, tanaman-tanaman tersebut akhirnya mati. Itu karna stroberi butuh perawatan yang rutin.
Saya melanjutkan pendidikan ke Medan, saya beberapa kali berpikir untuk menanam stroberi namun tidak terealisasi, hingga pada suatu hari saya dan teman-teman liburan ke Tanah Karo (rumah teman). Di halaman belakang mereka tumbuh strawberry. Melihat itu, mata saya langsung berbinar, dan saya terseyum penuh semangat. Dalam pikiran saya , “Apapun caranya, ini pasti saya bawa pulang”. Saya meminta kepada pemilik rumah, dia memberikannya.
Selang beberapa minggu, tanaman tersebut mati. Saya membaca beberapa blog, saya baru tahu saat itu bahwa strawberry cocok di daerah dataran tinggi (900 hingga 2000m dpl) dan suhu udara kira2 200C (daerah sejuk) Sementara tempat saya tinggal di daerah yg sangat panas. Namun bukan berarti strawberry tidak bisa hidup di dataran rendah ya gais, hanya saja butuh perawatan ekstra. Seperti, Jika strawberrynya dehidrasi alias kekeringan segera spraykan air bersih, kemudian bawa ke tempat yang teduh.
Cerita ini berlanjut setelah selesai kuliah. Saya memutuskan untuk mencari pekerjaan di kampung halaman saya yang indah (Samosir,, hehe). Kemudian, timbul kembali keinginan untuk bertanam. Saya mencari informasi kesana-sini tentang penjual bibit stroberi. Setelah sekian lama, saya mendapatkannya. Saya membeli 1 pot strawberry berisi 4 batang stroberi dengan harga 20rb. Beberapa hari kemudian, beberapa stroberi nya ada yang mati karena kurang cahaya matahari padahal saya menyiram rutin (lha iya, kan tanahnya jadi becek sehingga tanamannya busuk). Ada juga yang pertumbuhannya tidak baik. Setelah saya membaca beberapa blog, saya mendapati penyebabnya adalah banyak cacing di dalam pot saya. Akhirnya si cacing saya singkirkan dan mengganti tanahnya. Hal lain lagi adalah, saya menanam stroberinya terlau dalam, sehingga crown-nya tertutup tanah, jadi bakal daun dan bunga gagal bertumbuh. Ini kesalahan yang sering terjadi bagi pemula seperti saya. Menanam stroberi yang tepat adalah, crown-nya tidak ikut tertanam (tidak terlalu dalam), tetapi juga akar tidak boleh nampak (tidak terlalu dangkal). Jadi gunakanlah tanah dengan tepat sehingga stroberinya dapat bertumbuh dengan baik.

Ini dia tanaman stroberiku

Stroberi telah menghasikan sulur baru



Itu dia pengalaman saya menanam stroberi. Setelah beberapa bulan, stroberi saya sekarang sudah ada 12 batang. Aku sungguh bahagia (ini adalah pencapaian yang baik setelah stroberinya ada beberapa yang mati). Aku harap pembaca tetap semangat melakukan apa yang menjadi hobbynya dan semakin memperkaya ilmunya.  Semoga tulisan ini bermanfaat dan sampai jumpa di tulisan selanjutnya..